Beo nias merupakan salah satu
subspesies (anak jenis) burung beo yang hanya terdapat (endemik) di pulau Nias,
Sumatera Utara. Beo nias yang mempunyai ukuran paling besar dibandingkan
subspesies beo lainnya paling populer dan banyak diminati oleh para penggemar
burung beo lantaran kepandaiannya dalam menirukan berbagai macam suara termasuk
ucapan manusia. Beo Nias ditetapkan sebagai fauna
identitas provinsi Sumatera Utara. Subspesies beo yang mempunyai
nama latin Gracula religiosa robusta ini sering disebut juga sebagai Ciong
atau Tiong. Dalam bahasa Inggris, burung endemik ini biasa disebut Common
Hill Myna. Ciri dan
Tingkah Laku Beo Nias. Beo nias (Gracula
religiosa robusta) termasuk burung berukuran sedang dengan panjang tubuh
sekitar 40 cm. Ukuran beo nias lebih besar dari pada jenis
beo lainnya. Bagian kepala burung beo nias berbulu pendek. Sepanjang
cuping telinga beo nias menyatu di belakang kepala yang bentuknya menggelambir
ke arah leher. Gelambir cuping telinga ini berwarna kuning mencolok. Di
bagian kepala beo nias juga terdapat sepasang pial yang berwarna kuning dan
terdapat di sisi kepala. Iris mata burung endemik ini berwarna coklat gelap.
Paruhnya runcing berwarna kuning agak oranye. Hampir seluruh badan beo nias
tertutup bulu yang berwarna hitam pekat, kecuali pada bagian sayap yang berbulu
putih. Kaki burung endemik nias ini berwarna kuning dengan jari-jari berjumlah
empat. Tiga jari di antaranya menghadap ke depan, sedangkan sisanya menghadap
ke belakang. Habitat dan
Persebaran. Burung beo nias (Gracula
religiosa robusta) merupakan satwa endemik Sumatera Utara yang hanya bisa
dijumpai di Pulau Nias dan sekitarnya seperti Pulau Babi, Pulau Tuangku, Pulau
Simo dan Pulau Bangkaru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar